InfoPGRI, Bogor – Dalam rangka mempererat tali silaturahmi pengurus cabang dan ranting, PGRI kecamatan Tanjungsari mengadakan kegiatan pembinaan pengurus cabang dan ranting. ” Bersyukur dengan adanya kegiatan ini, karena dengan kegiatan ini selain untuk menjalin tali silaturahmi antar pengurus cabang dan ranting, juga untuk memberikan penguatan kepada pengurus cabang dan ranting yang baru terbentuk, sehingga kami bisa menambah pengetahuan, wawasan dan pemahaman terkait dengan semangat untuk bekerja dalam mengembangkan organisasi,” ujar Ketua Cabang PGRI Tanjungsari Sarna, S.Pd di dalam sambutan yang disampaikannya, Sabtu (16/10).
Kegiatan silaturahmi dan pembinaan dilaksanakan bertempat di SDN Tanjungsari 01 dimulai dari jam 08.00 s.d 13.00 WIB. Turut hadir dalam acara ini Koordinator Layanan Pendidikan Kecamatan Tanjungsari Makmur Rosid,S.Ag.,M.Si dan narasumber dari tim pembinaan PGRI Kabupaten Bogor yaitu bapak Amsohi, S.Pd.,MM, Edi Wahyudi, M.Pd dan H. Saepul Bahri,S.Pd.
Dalam kegiatan tersebut Amsohi, S.Pd.,MM selaku Ketua PGRI Kabupaten Bogor memberikan paparan pertama dengan menyampaikan kepada peserta kegiatan terkait dengan program pembinaan yang telah dilakukan di 40 kecamatan. Dan beliau menyampaikan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan penguatan atau pembinaan kepada pengurus cabang dan ranting PGRI tanjungsari sehingga pengurus cabang maupun ranting memiliki pemahaman yang utuh terkait dengan AD/ART PGRI dan peran PGRI dalam berjuang untuk kesejahteraan guru. Dengan pemahaman yang utuh tersebut pengurus cabang dan ranting akan memiliki motivasi untuk bisa menjaga dan peduli terhadap perkembangan organisasi.
Narasumber kedua adalah Edi Wahyudi,M.Pd., beliau adalah sekbid Penelitian dan Pengabdian masyarakat di struktur pengurus PGRI Kabupaten Bogor. Pada kegiatan ini beliau menyampaikan bahwa semangat dalam berorganisasi akan hilang pada seseorang karena memiliki pemahaman yang keliru terkait organisasi. Pemahaman yang keliru itu akan ada ketika pengurus dan anggota tidak memahami AD/ART dan tujuan dari berorganisasi. PGRI dibentuk untuk mempersatukan seluruh tenaga pendidik karena memiliki tujuan yang sama untuk memperjuangkan hak kita sebagai profesi guru. ” Dalam bekerja di organisasi kita harus ikhlas, walaupun apa yang kita perjuangkan di organisasi hasilnya dinikmati juga oleh guru yang tidak aktif di organisasi bukan menjadi alasan yang tepat kita sebagai pengurus ranting dan cabang untuk tidak peduli terhadap perkembangan organisasi, karena itu akan menjadi amal sedekah kita sebagai pengurus, karena organisasi PGRI senantiasa berusaha hadir untuk memberikan kebermanfaatan untuk semua guru melalui program kerja yang dilaksanakannya,” tutur Edi Wahyudi.
Pada kesempatan ini juga Edi Wahyudi menjelaskan pemahaman terkait sifat dari organisasi PGRI diantaranya unitaristik, independen dan nonpartisan. Unitaristik, PGRI tidak memandang perbedaan ijazah, tempat kerja, kedudukan, agama, suku, golongan, gender, dan asal usul. Independen, PGRI berlandaskan pada kemandirian dan sifat yang terakhir adalah nonpartisan, PGRI tidak berafiliasi dengan partai politik.
Dilanjutkan dengan pemaparan narasumber ketiga yaitu H. Saepul Bahri,S.Pd (Sekbid Kaderisasi dan Organisasi) mendeskripsikan kepemimpinan PGRI. Menurutnya kepemimpinan adalah Proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan. Indikator bagaimana seorang pemimpin mampu menjalankan amanah kepemimpinannya adalah pemimpin yang adaptif, visioner dan mampu mengakomodasi semua aspirasi dari anggota yang dipimpinnya. Keberadaan sebuah organisasi akan dirasakan ketika organisasi hadir untuk memberikan solusi terkait permasalahan yang dialami oleh setiap anggotanya. Untuk bisa memberikan solusi maka pengurus harus aktif dalam menjalankan program-program dari organisasi semaksimal mungkin. Program akan berjalan ketika pengurus mulai dari ranting dan cabang memiliki sinergi, solidaritas dan semangat untuk menyukseskan program kerja yang dilaksanakan.
Kegiatan diakhiri dengan diskusi tanya jawab dan tanggapan peserta kepada narasumber yang telah memaparkan materi. Dalam kegiatan tanya jawab ini ada beberapa pertanyaan yang dilontarkan peserta kepada narasumber diantaranya terkait dengan aspirasi guru honorer yang belum lolos pada tes seleksi PPPK tahap 1 agar tetap diperjuangkan dan diberikan dukungan oleh PGRI terutama untuk yang berusia 50 tahun keatas. Dalam menanggapi pertanyaan tersebut Amsohi menyampaikan bahwa saat ini PGRI tingkat pusat, provinsi maupun kabupaten terus berupaya dan mendorong pemerintah agar bisa meloloskan lebih banyak lagi guru honorer pada seleksi PPPK di tahun ini. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa guru yang mendaftar masih lebih sedikit dari kuota formasi yang disediakan oleh Kemendikbudristek.
Harapan setelah adanya kegiatan pembinaan ini H. Saepul Bahri selaku Sekbid Kaderisasi dan Organisasi PGRI kabupaten Bogor berharap pengurus cabang dan ranting bisa bersatu memantapkan soliditas dan solidaritas organisasi profesi yang kuat bermartabat demi menyukseskan program panca karsa kabupaten Bogor.
Reportase_Septian Saepul Rohman_Cabang Tanjungsari
Dokumentasi_Septian Saepul Rohman_Cabang Tanjungsari
Militansi Pengurus Cabang PGRI dan anggota akan menjadi kekuatan dasyat dalam perjuangan PGRI. Mari kita kuatkan persatuan kita dalam memperjuangkan, harkat, martabat, profesionalisme dan kesejahteraan guru. PGRI Cabang Tanjungsari…mantap